“Saya
sukakan Seri!” ungkapan itu benar-benar mengejutkan gadis itu. Tak disangka
begitu berani pemuda dihadapannya.
“Mmm...apa maksud awak? Saya tak faham.”
Seri bingung. Tak tahu apa yang hendak dilakukan lagi. Seingatnya tak sampai
berapa bulan perkenalannya dengan Putra. Itulah nama pemuda dihadapannya. Apa
agaknya pemuda itu mahu darinya.
“Saya sukakan awak. Suka, sebagaimana
lelaki suka pada perempuan. Dan kalau boleh, saya ingin memiliki hati awak,”
penjelasan Putra itu membuatkan Seri kelu. Tak tahu apa yang perlu diperkatakan
lagi. Seri serba salah.
“Saya minta maaf. Sebenarnya saya belum
bersedia menerima sesiapa pun waktu ini. Mmm...Saya...Saya masih menanti
seseorang,” pada Seri, mungkin menipu jalan yang terbaik buat masa ini. Tapi
tak tahu kenapa jawapan itu yang keluar.
“Kalau tak keberatan, boleh saya tahu
siapa dia?” Putra masih menginginkan jawapan yang pasti. Seri serba salah, apa
lagi yang perlu diceritakan. Apakah dia harus menipu lagi? Rasa tak sanggup
untuk dia terus berlakon depan pemuda itu. Namun tiada apa yang dapat dilakukan
lagi. Terlajak perahu boleh diundur, terlajak kata...tanggunglah sendiri!
“Err...tak apalah, biarlah saya saja yang tahu
siapa dia. Saya tak mahu orang lain mengenali dia,” Seri dah kehabisan idea.
Harap-harap pemuda itu akan berpuas hati.
“Saya tak kisah kalau itu yang awak
mahukan. Tak apalah, mungkin tak ada jodoh kita. Tapi kita masih boleh berkawan
kan?” Putra menyoal lagi.
“Of course, why not? Saya boleh terima
awak sebagai kawan saya but...not more than that!” Perkataan kawan itu sengaja
ditekankan. Seri lega, sekurang-kurangnya satu masalah dapat diselesaikan hari
itu.
Dalam perjalannya ke bus stop, Seri senyum
sorang-sorang. Kisah yang berlaku sebentar tadi benar-benar lucu. Tak sangka
ada juga orang yang meminatinya. Mungkin ada benarnya kata orang...Seri cantik.
Seri ketawa lagi. Rasa berdosa pulak menipu. Alah...tak apa, tipu sunat.
Bukannya Putra tahu Seri menipu sebentar tadi. Bila dikenangkan balik, Seri
pelik sebab sebelum ini Seri tak pernah memilih kawan. Seri berkawan dengan
semua orang. Tapi dengan Putra lain. Seri seolah-olah tak boleh berhadapan
dengannya. Nak kata benci, apa salah Putra dengan Seri? Seri tak tahu kenapa
matanya seperti tidak senang kalau secara tiba-tiba dia terpandangkan wajah
Putra. Seboleh-boleh dia ingin melarikan atau mengelakkan diri dari bertemu dengan
pemuda itu. Kalau bertemu pun (pada Seri tanpa rela) Seri cepat bosan. Tak tahu
apa yang ingin dibualkan. Seri lebih banyak mendiamkan diri dari bercakap. Dan
satu lagi...Seri tak akan pandang muka Putra bila bercakap. Seri rasa kurang
senang kalau bertentang mata dengan Putra. Dalam erti kata lain Seri sebenarnya
menyampah untuk melayan karenah Putra. Gerak-geri Seri seperti diperhatikan
setiap saat. Memang Seri inginkan perhatian, tapi bukan perhatian yang seperti
ini. Dan bukan juga dari lelaki seperti Putra. Taste Seri lain. Seri melepaskan keluhan berat. Bertambah bingung
kepala otaknya.
Berpeluh juga badan, maklumlah berjalan
lebih kurang satu kilometer. Sudahlah cuaca panas, berbaju kurung dan bertudung
sudah cukup untuk membuatkan peluh bermaharajalela. Sesekali Seri mengelap
peluh yang terbentuk diwajahnya.
“Baru balik sekolah, Seri?” satu suara
kedengaran menyapanya.
“Taklah, baru balik kerja,” Seri
berseloroh sambil melemparkan satu senyuman yang cukup manis. Seri memang murah
dengan senyuman, sebab itu ramai yang senang berdampingan dengan Seri.-AkU-
Syurga Addin..
17:07 petang..
Bagus I kasi U 10 STAR
ReplyDeleteKak Long kasi 10 STAR!!!!!!!!
ReplyDeletetahniah dapat tudung dari kedai kak siti tu. Cayalah
ReplyDeleteNak ajak join ga saya lagi. Kalau nak sponsor pun dialu2kan..hehe
http://www.akmarwati.com/2012/05/ga-dari-akmarwaticom.html
Long... Sila jangan over ya ! Haha..
ReplyDeleteTerima kasih Cikema.. Alhamdulillah, rezeki saya..
ReplyDeleteInsyaAllah saya join.. Nak sponsor ?? hehe.. lain kali kut.. :D